Selasa, 07 Desember 2010

Alat-alat keselamatan kerja di bengkel otomotif

· Adalah satu alat yang boleh mengawal dan memadam kebakaran pada peringkat awal. (fire aid firefighter)

· Dikendalikan secara manual

· Mengawal dan memadam kebakaran secara berkesan mengikut kelas api

KELAS-KELAS API DAN MEDIA PEMADAMANNYA

KELAS API
BAHAN
MEDIA PEMADAMAN
KELAS “A”
(Api pepejal)
solid fire
- Api kayu
- Api kertas
- Api Sampah
- Api kain
Air & Debu kering
KELAS “B”
(Api Cecair)
Liquid Fire
- Api Minyak
- Api Cat
- Api Varnish
Buih, Debu kering dan Varpourising liquid

KELAS “C”
(Api Wap dan Gas)
gas &Stim Fire
- Butana
- Propane
- Oxy acetalane
- Gas (LPG)
Debu kering, Karbon Dioksida (Co2) & Varpourising liquid
KELAS “D”
(Api Logam)
Matel Fire
- Potaosium
- Sodium
- Kalsium
- Magnesium
Soda Ash, Pasir, Debu Kering & Matel serta Powder
Api Elektrik
Kebakaran ini tidak termasuk dalam kelaas-kelas api dan boleh dipadam dengan menggunakan alat pemadam api yang sesuai.
Debu Kering, Karbon Dioksida &Varpourising liquid

ALAT PEMADAM API JENIS AIR
Kandungan
Air Biasa – 9 Liter
Jarak Pancutan
20’ – 25’
Jangkamasa Pancutan
60 – 120 Saat





KEBAIKAN
KEBURUKAN
- Mudah dikendalikan
- Boleh mengawal/memadam apai di peringkat awal
- Cecair yang digunakan tidak merbahaya
- Hanya sekali digunakan
- Tidak sesuai memadam kebakaran alat elektrik dan logam
- Tidak boleh diletakkan ditempat yang suhunya sejuk dan boleh membeku
- Tidak boleh mengawal dan memadam kebakaran yang besar

ALAT PEMADAM API JENIS DEBU KERING
(DRY POWDER)

Kandungan
- Sodium bikarbonat 97%
- Magnesium stearote 11/2%
- Magnesium karbonat 1%
- Trikalsium karbonat ½%
Jarak Pancutan
15’ – 20’
Jangkamasa Pancutan
2 Minit

KEBAIKAN
KEBURUKAN
- Mudah dan senang dikendalikan
- Boleh mengawal / memadam api kelas A,B,C dan sungguh berkesan
- Pemadamannya lebih berkesan jika dibandingkan dengan alat pemadam api jenis Co2 dan BCF
- Pengeluaran (pancutan) boleh dikawal di Release Handle.
- Hanya boleh sekli sahaja.
- Debunya mendatangkan kerosakan pada bahan-bahan tertentu seperti enjin kereta, bahan makanan dll
- Tidak boleh memadam api logam
- Tidak boleh diletakkan ditempat yang suhunya sejuk dan boleh membeku
Perhatian

Penempatan alat-alat pemadaman api hendaklah diletakkan pada tempat yang boleh dilihat dan digantung supaya alat ini tidak rosak pada tabung dan juga isi kandungannya

Pemeriksaan

1. Hendaklah diperiksa setiap bulan

2. Pastikan preasure guage pada tabung menunjukan kandungan penuh (hijau – penuh & merah – kosong). Sekiranya berlaku kekurangan tekanan udara hendaklah dihantar ke agen servis
ALAT PEMADAM API JENIS GAS (Co2 & BCF)

Kandungan
- dalam tabung diisi dengan Co2 dalam bentuk cecair dalam tekanan.
- Mempunyai ukuran antara 2 hingga 5 ibs beratnya.
Jarak pancutan
8’ ke 12’ dan perkembangan nisbahnya ialah 1:450
Jangkamasa pancutan
8 hingga ke 30 saat

KEBAIKAN
KEBURUKAN
- Mudah dikendalikan
- Boleh mengawal/memadam kebakaran diperingkat awal dan berkesan
- Gasnya bersih tidak membantu kebakaran
- Gasnya tidak mengalirkan elektrik
- Boleh menembusi tempat-tempat permukaan kecil
- Hanya sekali digunakan
- Keberatan silindernya tidak sepadan dengan kandungan gas, berat 5.3 kg tetapi Cuma 2.2 kg sahaja.
- Kandungan gas tidak dapat dilihat dan perlu ditimbang dari masa ke semasa untuk mengelakan kekurangan daripada 10%
- Tidak sesuai memadam kebakaran api jenis A,B &D
- Tidak boleh mengawal kebakaran yang sudah besar
ALAT PEMADAM API JENIS BUIH (Foam)

Sesuai untuk memadam api kelas ‘B’ dan peranannya menyelimut dan menurunkan suhu dibawah suhu nyalaan (menyejukkan).

Kandungan
- Terdapat 2 tabung
- Tabung dalam (Alauminium Sulphate)
- Tabung luar (Sodium Bikarbonate / Stabilizer)
Jarak Pancutan
Lebih kurang 20’
Jangkamasa Pancutan
30 hingga ke 90 saat.


KEBAIKAN
KEBURUKAN
- Mudah dikendalikan

- Buih boleh menutup permukaan cecair dan menyekat bekalan oksigen daripada membantu kebakaran

- Tidak terganggu daripada tiupan angin

- Boleh mengawal dan memadam kebakaran diperingkat awal dengan berkesan.
- Hanya sekali digunakan
- Tidak boleh memadam kebakaran kelas A,C dan D
- Sekiranya percampuran bahan kimia tidak betul, buihnya tidak dapat memadam kebakaran dengan berkesan
- Tidak sesuai digunakan dengan alat memadam api jenis dry powder kerana powder akan memecahkan buih.

CARA MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API

Terdapat pelbagai jenis serta saiz alat pemadam api. Cara penggunaan atau pengendaliannya adalah seperti berikut:-

1. Pilih jenis alat pemadam api yang sesuai

2. Ikut arah angin semasa menggunakannya

3. Praktikkan penggunaan kaedah PASS

KAEDAH/ SISTEM P.A.S.S

P – Pull
Tarik / cabut pin keselamtan

A – Aim
Arahkan nozel ke arah punca api

S – Squeeze
Tekan pemegang “lever”dimana agen pemadaman akan dipancutkan keluar

S – Sweep
Layangkan nozel / hos kekiri dan ke kanan bagi menyegerakan proses pemadaman

.Masker

masker ini sangat penting pada saat digunakan di bengkel terutama pada saat mengecat ulang body mobil,,
sebagai pencegahan penyakit asma

  • Pasir

    Pasir yang kita maksudkan dalam hal ini adalah pasir kering. Pasir ini kita gunakan sebagai penutup lantai yang tergenang air atu minyak pelumas yang tumpah. Dengan pasir ini, maka tumpahan minyak kita tutupi sehingga tidak menyebabkan kecelakaan saat ada orang yang menginjaknya.


  • Kain Majun

    Kain majun adalah kain percah dari bahan kaos yang dapat kita beli di tukang sablon atau konveksi kaos. Kain ini kita gunakan untuk mengelap kotoran yang ada di tangan atau alat-alat kerja kita. Dengan kain majun ini, maka kebersihan alat dapat kita pertahankan


  • Serbuk Kayu gergaji

    Serbuk kayu gergaji adalah serbuk yang dihasilkan dari proses penggergajian kayu. Serbuk ini kita gunakan untuk menutup genangan air atau terutama minyak pelumas di lantai bengkel. Prinsipnya sama dengan pasir, tetapi dengan menggunakan serbuk kayu ini, lebih bersih dan mudah dibersihkan.
Jika kita membicarakan  masalah keselamatan kerja di bengkel otomotif memang tidak pernah ada habisnya. Selalu ada aspek yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadi kecelakaan kerja. Hal-hal baru kita lakukan setelah ada pengalaman kecelakaan pada aspek tersebut. Pengalaman inilah yang memberikan masukan pada kita untuk melakukan pengamanan kerja atau keselamatan kerja
 
 

keselamatan kerja di pabrik otomotif

Pengertian

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.

Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi.

Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik.

Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :

* HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada

* DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.
* RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
* INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur
* ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian (manusia/benda)

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :

1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja
2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Sasaran dari K3 adalah :

1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar

Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia pekerja, hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu :

Dari sisi masyarakat pekerja

* Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan kesehatan/kesejahtraan)
* K3 belum menjadi tuntutan pekerja

Dari sisi pengusaha

* Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. dan K3 dipandang sebagai beban dalam hal biaya operasional tambahan
Kecelakaan aadalah suatu peristiwa yang tidak diduga dan tidak diharapkan kehadirannya bagi siapa saja termasuk pekerja. Kecelakaan yang terjadi timbul dari beberapa faktor resiko, faktor resiko tersebut antara lain faktor tindakan tidak aman, kondisi yang tidak aman, tenaga kerja, lingkungan. Setiap kecelakaan akan mengakibatkan kerugian baik ekonomi, hilangnya waktu kerja, produktivitas menurun dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerj adi PT Hok Tong Pontianak. PT Hok Tong adalah pubrik crumb rubber yang mengolah bahan baku karet alam menjadi bahan setengah jadi yang disebut crumb rubber. Jumlah kecelakaan kerja di PT Hok Tong Pontianak (Pabrik crumb rubber) sebanyak 23 kasus, data tersebut diambil dari form laporan klinik perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian explanatory study, metode penelitian yang dipakai adalah analitik survey dengan pendekatan cross sectional. Dengan sampel semua tenaga kerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 23 orang.Pengambilan sampel dengan menggunakan non random sampling (non probability), dengan teknik pengambilan sampel secara aksidental (accidental). Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji chi-square(test fisher) dengan alfa=5% sehingga didapatkan hasil : 1) tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat kecelakaan kerja, p-value=0,291. 2) ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kecelakaan kecelakaan kerja , p-value=0,017. 3) tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat kecelakaan kerja, p-value=0,621. 4) ada hubungan antara tempat kerja/unit dengan tingkat kecelakaan kerja, p-value=0,014. 5) ada hubungan atara shift kerja dengan tingkat kecelakaan kerja, p-value=0,033. Saran bagi perusahaan adalah perusahaan perlu mengadakan perbaikan atas tindakan-tindakan tidak aman, kondisi yang tidak aman yang dapat meyebabkan kecelakaan kerja yaitu dengan memberikan palatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja kepada tenaga kerja. Penyadiaan APD. Kata Kunci: faktor resiko, kecelakaan kerja, PT Hok Tong Pontianak SOME RISK ASSOCIATED WITH OCCUPATIONAL ACCIDENT AT A CRUMB RUBBER FACTORY IN PT HOK TONG PONTIANAK, WEST KALIMANTAN PROVINCE, INDONESIA Accident is an unexpected event for everyone including the worker. Accident happened from risk factors, those risk factors are the worker condition, the environment, unsecured act and condition. Every accident will occur on the lost of money, time, productivity and so on. The purpose of the research is to analyze the relation between saveral risk factors related to work accidents that happen in PT Hok Tong Pontianak. PT Hok Tong is a crumb rubber factory that turn raw material of rubber into half natur material that called as crumb rubber. Accident that happen in PT Hok Tong Pontianak (crumb rubber factory) area 23 cases, the date teken from the factory's clinic report. The research is explanatory research, and the method is analytic survey using cross sectional approach. The sample are 23 worker who had a work accident. The samples taken by non random sampling (non porbability), while the technique of samples's taking was done by accidental. Statistical test was done by chi-square test (fisher test) with alfa=5% the result were: 1) there was no relation between age with the rate accident, p-value=0,291. 2) there was relation between gender and the rate accident, p-value=0,017. 3) there was no relation between period of work and the accident, p-value=0,621. 4) there was relation between unit and work place with the accident, p-value=0,014. 5) there was relation between work shift and the rate accident, p-value=0,033. It is suggested that the factory form a safety and health work division, increase accupational safety and health and provide personal protection equipment for the worker Keyword: risk factor, work accident, PT Hok T